Rabu, 03 Desember 2014

Kejamnya Kehidupan Sosial Media

Sosial media (sosmed) jaman sekarang tidak bisa dilepas dari kehidupan hampir semua orang. Dari anak-anak sampai yang punya cucu. Dari pelajar sampai eksekutif muda super sibuk. Yang diposting juga macem-macem dah misalnya di instagram (ig)  nih,mulai kucing yang ditemui *ini saya* sampai bon belanjaan beserta dus dus nya *you know who haha.

Secara sekarang ini sosmed yang saya pakai aktif cuma ig jadi ngomogin itu aja ya. Saya hampir sangat banyak follow account artis, blogger atau sosmed artis dan jarang follow punya temen hehe *ditimpuk*. Kenapa? Pengalaman facebook rasanya saya jadi males ketemu timeline, saya jauhi twitter karena banyak teman yang minta folback kalau gak di folback trus ketemu ditegur kenapa gak folback trus saya folback dan endingnya suka ngomentarin saya nulis apa belum lagi kalau dia nyampah di TL saya. Capek banget hidup saya kalau di sehari-hari ketemu dia dia komentar eh di sosmed juga haha. Makanya saya gak pernah minta follow ke orang lain karena saya nggak mau ganggu TL mereka kalau memang mereka nggak melakukannya karena mereka mau.

Belum artis aja saya udah males apa-apa yang saya posting dikomentarin orang. Saya jadi kasian sama artis-artis yang isi komen fotonya kayak sampah, kayak lagi di demo haha seolah-olah dia jahat banget. Masa ada anak artis dikatain mukanya kayak pantat panci hihi. Saya sih kadang bacanya sambil ngakak tapi trus mengelus dada karena tuh orang jahat banget. Dan segudang komen nan menusuk dibanyak foto artis yang lain. Pokoknya si komentator itu bener-bener pandai menilai kesalahan trus dengan entengnya komentar.

Baiknya hal tersebut , at least buat saya adalah intropeksi. Jangan sampai amit-amit saya komentar kayak gitu meskipun saya udah gatel atau saya emang komen cuma nggak saya tulis haha. Kita memang punya sosial media account kita sendiri dan bebas ngapain aja. Mutlak punya kita. Tapi nggak sebebas itu kita bisa gunakan. Ada banyak police yang sebenernya nggak harus ditulis yang sebaiknya kita lakukan. Sopan santun misalnya. Saya bahkan sering hapus komen saya dan gak usah komen aja karena takut menyinggung. Karena kadang nulis dan ngomong langsung itu artinya beda. Tidak sama saat penerimaan ini yang banyak munculin masalah, jadi mending nggak usah.

Parahnya, kan orang insonesia banyak yang pakai kerudung tuh. Beberapa dari gadis-gadis *atau sudah janda* ini komentarnya silet banget dan ditimpali oleh orang lain dengan komentar "pakai kerudung koq mulutnya kayak gitu". I told you, kerudung, mulut dan kelakuan nggak ada hubungannya. Kerudung itu kewajiban. Titik. Dan yang lain-lain yang sudah saya sebut diatas, sopan santun.

Tulisan ini cuma pengingat aja minimal buat saya nggak usah dipikir berat. Harusnya kehidupan dan ibu tiri lah yang lebih kejam daripada sosial media ahahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...