Oleh Dara Prayoga dalam Racikan Kata. Reblog from Rizky Astari's Blog
Aku tidak sengaja jatuh cinta. Aku tidak sengaja mencuri-curi pandang
ketika aku bersama kamu. Dan ketika kamu melihat ke arahku, aku tidak
sengaja membuang pandanganku sejauh-jauhnya, lebih jauh dari rekor
lempar lembing yang pernah tercipta, hanya untuk tetap menjaga kamu
tidak tahu aku sedang memandangmu.
Aku tidak sengaja merasa senang berada dalam satu momen bersamamu. Aku
tidak sengaja mengharapkan kamu ada ketika kamu dan aku tidak dalam
ruang dan waktu yang sama. Celingukanku membuktikannya.
Aku tidak sengaja berharap semua barang yang kupinjamkan padamu tidak
kamu kembalikan sekaligus. Aku tidak sengaja berharap kamu meminjam satu
barang lagi dariku setiap kamu mengembalikan barang lainnya. Semuanya
tidak sengaja beralasan agar kita tetap bertemu.
Aku tidak sengaja mengaktifkan phenylethylamine dari sistem limbik otakku saat dekat kamu. Dan itu memicu euphoria.
Aku tidak sengaja sangat suka suara tawamu terhadap leluconku. Ketika
kamu aku goda, aku tidak sengaja nyaman menerima cubitan manja kamu yang
mendarat di perutku. Aku tidak sengaja panik jika kehabisan bahasan
obrolan ketika aku berbincang dengan kamu. Rasanya dimensi waktu lari
terbirit-birit jika aku sedang bersama kamu, seolah kebersamaan aku dan
kamu begitu menakutkan bagi waktu.
Aku tidak sengaja menawarkan baju hangatku ketika kamu kedinginan. Ah,
aku tidak sengaja terus membayangkan wangi parfummu yang tertinggal di
baju hangatku. Terus menerus, hingga pagi menjelang, handphone-ku adalah yang pertama ku-check. Aku tidak sengaja kecewa jika ada SMS namun bukan kamu pengirimnya. Aku tidak sengaja khawatir jika tidak tahu kabarmu.
Demi Tuhan, aku tidak sengaja uring-uringan ketika kamu tidak ada di
tempat biasanya ketika aku cari. Aku tidak sengaja mencari tahu banyak
hal tentangmu.
Aku tidak sengaja jatuh cinta kepadamu. Aku tidak sengaja benci
membayangkan ini semua hanya pesan yang gagal aku decode dengan baik.
Pesan yang kamu kirimkan begitu rumit, atau alat pen-decode-ku yang
kalut tertutupi canggung, takut, rindu, cemas, harap, dan
kawan-kawannya?
Aku tidak sengaja menjadikanmu “karena” dalam setiap “mengapa” yang bermuara di benakku.
Maaf, aku tidak sengaja…
Kamu tidak harus sengaja untuk jatuh cinta.
*Dua teori yang pernah aku dengar: 1) Otak tidak bisa menerima kata ‘tidak’ 2) Tiada ketidaksengajaan di dunia ini.
–
ditulis setelah melewati bersama momen-momen berharga dalam hidup, untuk kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar