Mari ikut aku masuk dalam cerita ku
Pelan .. pelan …
Jangan tergesa-gesa agar kita sampai tanpa tersesat
Aku di bukit sekarang, bukit mawar yang indah
Tapi bukan itu yang membuat ku tersenyum
Melainkan lelaki yang jauh lebih berharga daripada seribu mawar yang mengelilingi ku
Dia sedang merebahkan kepalanya dipundak ku
Dia tertidur pulas, diiringi semilir angin yang sejuk
sedang aku tengah asik menatap langit yang begitu cantik
serambi menggengam erat tangannya dan seikat mawar yang indah di tangan kiriku
Dia berkata, seribu mawar yang ia beri dengan membawa ku ketempat ini belum cukup untuk aku. Maka ia beri aku seikat lagi untuk melengkapinya.
Hari ini memang indah, bukan hanya karena bukit ini tapi karena arti sesungguhnya hari ini.
Tepat satu tahun yang lalu , leleki itu berlutut dihadapan ku tepat dihari ulang tahunku.
Ia berlutut meminta aku mendampinginya sebagai belahan jiwanya di pelaminan.
Dua bulan berikutnya, kita sudah berdua di kamar pengantin kita.
Dan sampai saat ini, saat sudah satu tahun pernikahan ini terjadi, semua tetap indah.
Tadi malam ia memberi ku cincin tepat pukul dua belas malam dan tak lupa mencium keningku dengan hangat.
Sampai lah kita disini sekarang, untuk melanjutkan pesta ulang tahun kita berdua saja.
Ada yang masih aku sembunyikan sebagai hadiah untuk nya.
Akan aku bangunkan dia sekarang, aku ingin memberi dia sebuah kado yang sempurna.
Aku terus memanggil namanya, mengelus pipinya namun dia juga tak juga ingin mengakhiri tidurnya.
Aku masih berusaha membangunkannya dengan halus dan sayang.
Hati ku bedetak kencang saat tangan yang ku genggam terlepas tanpa tenaga.
Ku anggkat kepalanya.. dan… aku melihat darah yang mengalir dihidungnya.
Aku terus mencoba mengira bahwa yang kutakutkan tidak terjadi.
Tapi aku salah, dia memang sudah pergi ke surga.
Lelaki itu memang sakit, tapi tak ku sangka secepat ini dia pergi.
Air mata ku jatuh, namun aku tak mengurungkan niat ku menyampaikan hadiah ulang tahun kami dan hadiah ulang tahunku dari Tuhan…
Ku katakana dengan suara teisak yang sangat “aku mengandung anak kita”
Lalu aku memeluknya dan hanya menangis , aku tak tahu harus melakukan apa
Tak ingin rasanya membayangkan akan jadi apa hidupku setelah ini.
Hari ini adalah hari yang sangat istimewa untuk kita, sayang. Karena di hari ini aku mendapatkan mu dari Tuhan sekaligus harus mengembalikanmu kepadaNya.
Walau hanya sebentar…satu tahun saja J
*hanya fiksi dan semoga tidak ada seperti ini sebenarnya untuk semua*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar